Dr Anwar Husin SH MM Yakin Timsus Polri Bakal Bongkar Sampai Terang Benderang Kasus Tewas Brigadir J

Share it:

Jakarta, (MediaTOR Online) - Kematian Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo semakin menyedot perhatian publik. Selain sangat menghebohkan masyarakat Indonesia, karena cerita pembunuhan yang terus bergeser dari satu cerita ke cerita berikut sampai akhirnya menguat dugaan permufakatan dan persekongkolan jahat dalam kasus pembunuhan di rumah dinas petinggi Polri itu.

Sejak awal kasus tembak menembak sesame polisi itu dinilai publik sarat kejanggalan berbungkus misteri tebal sampai akhirnya  satu persatu tabir misterinya  terbuka berkat Timsus Polri yang diterjunkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.  Hingga kini, Timsus itu masih terus bekerja dalam menuntaskan kasus kematian Brigadir Yosua. Keluarga pun, berharap kasus kematian Brigadir Yosua bisa diungkap secara terang menderang. Dari satu tersangka, dua tersangka, tiga tersangka  dan terus bertambah lagi. Menyertai pertambahan tersangka itu akhirnya motifnya pun yang sempat berbelok-belok dan ditutup-tutupi diharapkan pada akhirnya jelas sejelas-jelasnya.

Di tangan Timsus Polri penanganan kasusnya dinilai berjalan baik dan berhasil. Keberhasilan dinilai itu tak lepas dari keseriusan dan kerja keras Timsus Polri dipimpin Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andianto .

Satu persatu misteri kematian Brigadir Yosua mulai terungkap.  Meski demikian motifnya sampai saat ini masih menjadi tanda tanya dan penuh drama. Hal ini menyebabkan penilaian masyarakat awam  terhadap kasus ini juga macam-macam, mulai kurang transparannya penyelidikkan polisi  dan  dugaan   terjadi gap antara korp Bhayangkara,  baik dialami oleh pimpinan maupun orang-orang yang dipimpin. Terakhir membuat  masyarakat bertanya-tanya  atas  kedatangan pasukan Brimob di Kantor Bareskrim. Kedatangan pasukan Brimob berpakaian loreng itu kembali  menimbulkan kehebohan. 

Dr Anwar Husin SH MM


Menanggapi kedatang pasukan Brimob tersebut,  pakar hukum pidana  Dr Anwar Husin SH MM mengatakan hal biasa. Loyalis Presiden Joko Widodo itu menilai kedatangan pasukan Brimob sebenarnya adalah kode dari Kabareskrim Polri,  Komjen Agus Andianto, bahwa korp Bhayangkara solid dan Polri tidak main-main dalam penangan kasus Brigadir Yosua.

Kode itu, kata Anwar, yang sering mencermati kinerja polisi itu bisa juga diartikan peringatan jangan coba-coba menghalang-halangi pengungkapan kasus Brigadir Yosua. Karena akan berhadapan dengan Korp Bhayangkara termasuk pasukan Brimob dibawah kepemimpinan  Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo . “Jadi kedatangan Brimob itu bahasa symbol atau isyarat yang ditunjukkan Komjen Agus Andianto kepada para oknum,”ujar Anwar Husin di Jakarta, Selasa (9/8/2022).

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam kasus ini, menerjunkan Timsus yang memiliki inspektorat khusus  (Irsus). Irsus bertugas melakukan pemeriksaan terhadap polisi yang memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) kematian Brigadir  Yosua atau Brigadir J saat awal pengungkapan kasus.

Timsus ini, selain tim penyidik yang dipimpin Dirtipidum (Direktur Tindak Pidana Umum Bariskrim), timsus juga memilki Irsus. Tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap siapa saja yang terkait menyangkut peristiwa TKP Duren Tiga (rumah dinas Irjen Ferdy Sambo).

Irsus terdiri dari sejumlah pimpinan kepolisian di bawah kepemimpinan Inspektorat Pengawas Umum (Irwasum) Polri, Komjen Agung Budi Maryoto. Sementara Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Gatot Eddy Pramono bertindak sebagai penanggung jawab.

Tim ini berisikan personel Polri lainnya yakni Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri,  Komjen Agus Andianto, Kepala Badan Intelejen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, Komjen Ahmad Dofitri, serta Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM) Irjen Wahyu Widada.

Berlarutnya pengusutan kasus tewasnya Brigadir J karena penyidik dalam hal ini rata-rata berpangkat rendah. Diduga ada keengganan  penyidik dalam pengungkapan kasus ini. “Jadi rumit pengungkapan kasus ini karena hirarki kepangangkatan,” ujar Anwar.

Dibentuknya Timsus bisa mengatasi rintangan jabatan tersebut. Untuk itu, kata Anwar, pembentukan Timsus menunjukkan keseriusan Polri  dalam mengungkap kasus polisi tembak polisi ini. Pembentukan Timsus merupakan jawaban permintaan Presiden Jokowi dan menjawab  pertanyaan masyarakat kepada pihak Kepolisian terhadap kasus yang viral terus di medsos ini.

Anwar mengapresiasi kinerja Timsus Polri. Anwar mengajak semua pihak untuk mempercayakan penyidik Polri mengungkap tabir  tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga Jakarta selatan secara terang benderang. “Beri kesempatan Timsus Polri mengungkap kasus Brigadir J,” tuturnya.

Kendala dalam penanganan kasus ini, ungkap Anwar  Husin yang juga relawan Presiden Jokowi,   dikarenakan adanya barang bukti yang rusak atau dihilangkan. “Upaya pembuktian adalah adanya barang bukti  (BB). Manakala itu rusak atau dihilangkan, tentu saja menghadapi kendala dalam penanganan kasusnya,” tuturnya.

Menurut Ketua Umum Indonesia Maju 34 tersebut, Timsus Polri perlu menyiasatinya. Oleh karena kasusnya sebagaimana disebut Menkopolhukam Mahfud MD ada psiko hirarki dan ada juga psiko politisnya maka diperlukan solusi alternatif.  “Secara teori dan teknis penyidikan itu  sebenarnya gampang, tetapi prakteknya menjadi sulit manakala penyidik harus berhadapan dengan petingginya,” kata Anwar.

Terbukti, kata Anwar Husin lagi,  setelah dimutasi Ferdy Sambo  ke bagian Yanma Mabes Polri dapat dipercepat penanganan tembak menembah antarpolisi itu. Mutasi Ferdy Sambo itu, katanya, bagian dari perkembangan penanganan sekaligus pengungkapan  kematian Brigadir Yosua.

Dalam rangka pegusutan kasus  ini, selain Ferdy Sambo tercatat ada 14 perwira lain yang  dimutasi melalui telegram khusus Kapolri. Kapolri menyebut ada 25 personel Polri yang diperiksa oleh inspektorat Khusus (Irsum) terkait ketidak profesionalan dalam penangan kasus kematian Brigadir J. Mereka berasal dari para perwira tinggi, perwira menengah, perwira pertama, bintara dan tamtama yang berdinas di Devisi Propam Bareskrim, Polres Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya. 

“Saya optimis pengusutan kasus Brigadir Yosua ini tuntas dan terang benderang walau lambat namun pasti di tangan Timsus Polri,” kata Anwar Husin. (Wil)

Share it:

Hukum

Post A Comment:

0 comments: