Kampung Ramah Lingkungan, Antara Tradisi dan Gaya Hidup

Share it:

Bogor (MediaTOR Online) - Sangat menyenangkan hati tentunya ketika kita lewat atau mengunjungi suatu wilayah yang bersih bahkan terkadang unik dan tematik. Bukan hanya terasa menyejukkan, namun juga menciptakan rasa rindu ingin kembali.

Di kabupaten Bogor hal tersebut tentu saja berhubungan dengan Program Kampung Ramah Lingkungan, sebuah program pemeliharaan lingkungan yang bertujuan untuk mengedukasi dan mendorong Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat setempat untuk memahami permasalahan lingkungan dan melakukan tindakan nyata dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Mulyadi Satgas Lingkungan Hidup Kecamatan Dramaga kabupaten Bogor berpendapat, seharusnya dengan ada atau tidaknya program KRL kabupaten Bogor, masyarakat tetap harus menjaga, berinovasi dan menyadari pentingnya bekerja sama dalam permasalahan lingkungan hidup.

"Sadar atau tidak, kita memiliki tradisi gotong royong dalam bermasyarakat jauh sebelum ada program KRL dari Kabupaten Bogor" ujarnya

"Kita sering melakukan kerja bakti, ronda, dan sebagainya untuk menjaga lingkungan sekitar kita, apa yang menjadi tradisi tentunya harus terus berinovasi dan jangan sampai hilang, kalau bisa menjadi gaya hidup dalam keseharian" tutur Mulyadi

Mulyadi berpendapat program KRL kabupaten Bogor merupakan inovasi dari tradisi yang sudah ada dalam masyarakat pada umumnya di Indonesia.

Berkaitan dengan program KRL sayangnya jika di tilik lebih lanjut terkadang kurang mendapatkan dukungan dari kepala wilayah setempat, karena dinilai untuk  mendongkrak pendapatan wilayah diperlukan waktu yang cukup panjang.

"Kepala desa sebenarnya hanya berperan sebagai pendukung, sedangkan peran utama ada dalam masyarakatnya sendiri, memang program seperti ini dinilai ngga ada duitnya malah sebaliknya cuma buang uang, kalaupun bisa meningkatkan pendapatan desa perlu waktu, sementara kepala desa punya batas waktu dalam menjabat, lain cerita kalau kepala desanya seumur hidup" ujarnya.

Sejauh ini menurut Mulyadi, yang juga  sebanyak 10 desa Sekecamatan Dramaga telah terverifikasi sementara yang sudah merealisasikan program tersebut sebanyak 3 desa yakni desa Purwasari, Neglasari dan Sinarsari

Menanggapi hal tersebut kepala desa Sinarsari Ukon mengatakan program program positif dalam kemasyarakatan harusnya mendapatkan dukungan yang baik, karena dampak jangka panjang tentunya akan dirasakan oleh masyarakat termasuk dirinya sendiri swbagai bagian dari masyarakat.

"Bukan cuma dukungan secara finansial, saya sendiri kalau ada waktu turun langsung ikut kerja bakti, tapi kalau berhubungan dengan kampung ramah lingkungan memang ada strukturnya sendiri, rab dan sebagainya mereka yang mengatur, yang jelas kedepannya program KRL diwilayah saya bisa terus berjalan dan memberikan dampak positif" tutur ukon diruang kerjanya.

Program utama KRL sendiri meliputi pengelolaan sampah dari pembuangan  hingga membuatnya memiliki nilai ekonomis, penghijauan sekaligus menciptakan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KPRL), Sanitasi dan Lubang resapan Biopori yang merupakan inovasi dan solusi krisis air bersih ditengah masyarakat.(Lea)

Share it:

Profil

Post A Comment:

0 comments: