Karena, orangtua siswa tidak memiliki kuota internet dan tidak mampu untuk membeli gawai android. Walaupun demikian, pembelajaran tetap dilaksanakan.
"Kalau tidak memiliki gawai maupun kuota, guru kami mendatangi ke rumahnya masing-masing. Lalu, memberikan materi pembelajaran di salah satu rumah siswa, selama 30 menit. Tapi, tidak lebih dari lima orang siswa," ujar Kepala SDN Mulyaharja 1, Kusnadi, baru baru ini.
Katanya, pembelajaran 'tatap' muka tersebut dilakukan secara bergantian dan terjadwal. Namun, sebelum kami laksanakan, terlebih dahulu memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid 19.
"Kita juga tidak sembarangan menerjunkan para guru, ke rumah masing-masing peserta didik, sebelum mengetahui status wilayahnya. Kalau hijau, ya kita datangi, tapi kalau status kuning akan kita pertimbangkan," tambah Kusnadi.
Sedangkan dalam pembelajaran dengan sistem daring, lanjut Kusnadi, tidak ada kendala. "Guru tetap memberikan materi pembelajaran secara daring di kelasnya masing-masing. Dan, hasil dari pembelajaran juga dikirim melalui daring. Jadi, tidak boleh tatap muka di sekolah," katanya.
Hal yang sama juga dilakukan di SDN Cibeureum 4, Kelurahan Mulyaharja. Kata Kusnadi, yang juga pelaksana tugas sekolah tersebut, guru harus berkeliling menemui peserta didik yang tidak bisa mengikuti pembelajaran secara daring, tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Itu kami lakukan supaya pembelajaran bagi siswa yang tidak memiliki kuota dan android tetap berlangsung optimal," tambah Kusnadi.(Pa.cik)
Post A Comment:
0 comments: