Bekasi,(MediaTOR Online) - Ada temuan baru yang aneh di SDN Telajung 04 Cikarang Barat di mana Kepala Sekolah merestui siswanya pergi ramai ramai ke kolam renang yang ditentukan, naik kenderaan odong odong. Sehingga menimbulkan beban tambahan atas pungutan biaya berenang menjadi Rp 60.000 per anak.
Tentu hal ini sangat memberatkan orang tua siswa yang kurang mampu, terlebih saat ini ekonomi terpuruk atau krisis ekonomi dan makin tingginya biaya hidup orang tua. Betul pak, kami diarahkan guru olah raga berenang dan berangkat naik kenderaan odong odong.
Hj. Masih Suarsih
Betul pak, kami semua naik odong odong dari seluruh siswa kelas 6. Kamu satu kelas ada yg jumlah siswa nya 58 anak, satu kelas lagi lebih dari segitu, ujar anak anak dengan ramai di atas odong odong itu sebelum berangkat berenang. Kenapa jumlah kalian sebegitu banyak per kelas hingga 58,
kami tidak tahu pak, katanya dengan polos
Kalau betul 58 siswa per kelas dan ada yang lebih, hal ini tentu sangat aneh pada saat ini dengan kurikulum
merdeka atau sistim merdeka belajar.
Siswa dikumpul di suatu tempat
Kalau jawaban anak ini benar bahwa mereka siswa kelas 6 yang digiring guru olah raga berenang dengan pungutan 60.000 rupiah per siswa dengan jumlah dua kelas berarti total siswa yang diajak berenang sekitar 120 siswa. Entah apa tujuan Kepsek Hj Nasih Suarsih memaksa anak wajib berenang, walau hal ini sebagai kegiatan eskul yang bersifat option. Dengan bayaran mahal bagi ukuran rakyat miskin. Belum lagi dengan jumlah siswa per kelas hingga 58 anak. LSM saya akan menyurati Disdik sekalian melapor ke Inspektorat agar Nasih Suarsih dipanggil APH, mengingat pungutan renang ini dapat dikategorikan Pungli sebab tanpa persetujuan Dinas memaksa atau merestui pungutan biaya renang kepada siswanya, termasuk siswa yang kurang mampu.
Kinerja Nasih Suarsih juga patut dipertanyakan terkait formasi siswa per kelas pada sekolah SDN Telajung 04 tang dia pimpin sekian lama. (Purba)
Post A Comment:
0 comments: