Pemberitaan Media Online Terkait Musibah Pada Perayaan Putri Kapolda Metro Jaya Giring Opini Tidak Sehat

Share it:

Jakarta,(MediaTOR Online) - Terkait musibah yang terjadi pada saat keramaian perayaan pernikahan Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina banyak portal berita online malah menggiring Opini publik yang tidak baik.  Aneka judul berita media yang tidak pantas di saat ada yang tertimpa musibah.

Judul berita media yang tidak pantas di saat ada yang tertimpa musibah, Media seharusnya bisa berempati bukan nya malah menggiring Opini publik yang tidak baik.

“Berita ini seolah-olah ingin menjatuhkan kredibilitas keluarga Kapolda Metro. Jelas pemberitaan ini tidak berdasar dan memalukan. Seharusnya menulis itu melihat apa yang sebenarnya terjadi di lapangan pada saat itu terjadi tidak seperti ini. Dan sampai saat ini dari saya dan keluarga terus mendatangi keluarga  korban dan memberi santunan. Dari mulai pemakaman hingga biaya tahlilan 7 hari, 40 hari dan sepenuhnya kita tanggung," demikian Irjen Karyoto kemarin pagi bicara langsung melalui WA.

"Dari sejak Jum'at pagi-pagi istri saya sudah berangkat  ke Garut, menemui langsung keluarga dari ketiga korban. Dan sore harinya saya menyusul untuk menemui mereka," imbuh Irjen Karyoto pada MediaTOR lagi.

Dan tentu ini sebagai tanggung jawab sebagai muslim untuk menyantuni mereka. Dan juga sebagai sohibul hajat bertanggung jawab sepenuhnya atas musibah yang terjadi.

"Apakah sikap seperti ini masih kurang menurut pandangan media. Kalaupun memang masih ada yang kurang pas saya pribadi akan bertanggung jawab sepenuhnya," ujar Irjen Karyoto diakhir perbincangannya.

Apalagi saat ini Irjen Karyoto digadang-gadang untuk dicalonkan menjadi calon Wakapolri maka berita tersebut akan sangat dampak negatif atas reputasi beliau selama ini yang selama tugas di KPK melakukan bersih-bersih pada tugas yang diembannya.

Dedi Mulyadi  Beri Santunan

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, turut berempati terhadap korban meninggal dunia dalam pesta rakyat pernikahan anak kandungnya. Dia pun memberikan santunan Rp 150 juta untuk keluarga korban.

Dedi Mulyadi mengaku sudah memerintahkan stafnya berangkat ke Garut menemui keluarga korban.

Identitas tiga korban tewas itu yakni:

1. Vania Aprilia (8), warga Kelurahan Sukamentri, Garut Kota

2. Dewi Jubaedah (61), warga ber-KTP Jakarta Utara

3. Bripka Cecep Saeful Bahri (39), anggota Polres Garut.Dedi Mulyadi menyampaikan permohonan maaf atas nama anaknya Maula dan Putri, karena akibat acara tersebut sejumlah warga Garut meninggal dunia.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa tersebut," katanya.

Peristiwa ini, kata dia, harus menjadi pembelajaran untuk seluruh pihak agar memperhitungkan berbagai kemungkinan saat menggelar acara yang melibatkan banyak orang

"Termasuk juga penyiapan pengamanan yang cukup. Dan saya selalu mengimbau tidak boleh membuat kegiatan dalam ruang sempit kemudian orangnya terlalu banyak," ucapnya Jumat (18/7/2025).

Dedi Mulyadi mengaku tidak tahu jika anaknya, Maula Akbar bersama istrinya, Wabup Garut Putri Karlina, menggelar syukuran berupa makan gratis untuk warga dalam rangkaian resepsi pernikahannya di Kabupaten Garut.

Informasi yang diterimanya justru malam ini digelar kegiatan pesta rakyat bersama masyarakat Garut

"Tetapi karena itu peristiwanya sudah terjadi, maka saya menyampaikan turut berduka cita, semoga almarhum dan almarhumah diterima iman islamnya, diampuni segala dosanya, kemudian ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah SWT," katanya.

Kapolda Jawa Barat Menyatakan Pengamanan Kegiatan Sesuai SOP

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Kapolda  Jawa Barat Irjen Rudi menyampaikan duka mendalam terhadap ketiga korban yang meninggal dunia dalam peristiwa itu.

"Ada dua masyarakat yang meninggal dunia, dan satu anggota kami juga gugur dalam tugasnya, saat membantu dan mengamankan masyarakat," ujar Irjen Rudi kepada wartawan di Mapolres Garut Jumat malam

Ia memastikan akan melakukan pendalaman dan investigasi menyeluruh untuk mengetahui secara pasti kronologi dan penyebab terjadinya kericuhan yang menimbulkan korban jiwa tersebut

Hasil evaluasi internal menunjukkan bahwa pengamanan kegiatan telah dilakukan sesuai prosedur standar (SOP).

"Dalam hal ini Polres Garut mendapat permintaan dari Pemerintah Kabupaten Garut untuk mengamankan rangkaian kegiatan. Prosedur perizinan, perkiraan potensi gangguan, serta rencana penanggulangannya sudah disusun," ungkapnya.

Ia menyebutkan, pengamanan melibatkan 404 personel gabungan yang telah di-briefing dan ditempatkan di titik-titik strategis sejak pagi hariKapolda juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mengajukan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) untuk anggota Polri yang gugur

"Kami sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri agar almarhum diberikan kenaikan pangkat anumerta. Beliau gugur dalam tugas setelah menolong seorang anak kecil ke ambulans. Saat itu beliau mendadak lemas, pingsan, dan akhirnya meninggal dunia," jelasnya.

Tentang pemberitaan banyak portal media online yang memberitakan peristiwa tersebut secara tidaki  berimbang bahkan terkesan menggiring opini  negatif.  

“Judul berita media yang tidak pantas di saat ada yang tertimpa musibah, Media seharusnya bisa berempati bukan nya malah menggiring Opini publik yang tidak baik,” tandas Heru Purwoko,  Kordinator Aliansi Kehendak Rakyat (Akhera) sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat, di Jawa Barat.(M.Sabarudin/TbC)



Share it:

Profil Tokoh

Post A Comment:

0 comments: