Kerja Keras Orangtua Sampai Kurangi Makan dan Tidur Untuk Cari Biayai Kuliah Jangan Dilupakan Wisudawan UTA 45 Jakarta

Share it:

Jakarta, (MediaTOR Online) -  Orangtua bisa juga  turut kakak atau adik telah berjuang bersama-sama mengantarkan hingga perjalanan sampai sejauh ini (wisuda). Ayah ibu bahkan sampai mengurangi makannya, kurangi tidurnya untuk bekerja keras agar bisa membiayai kuliah anaknya. Kini, setelah wisuda selayaknyalah ingat semua jerih payah itu, berbaktilah kepada orangtua yang telah  bekerja keras tersebut. 


Wisuda sarjana, magister dan doktor UTA 45 tahun 2025.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 (UTA 45) Jakarta, Dr Rudyono Darsono SH MH memesankan hal itu kepada wisudawan/ti program sarjana, program magister dan program doktor UTA 45 Jakarta di Klub Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (16/10/2025).

Hadir dalam wisuda yang berlangsung meriah namun khikmad itu antara lain Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Dr Henri Togar Hasiholan Tambunan SE MA, Wakil Rektor III Michael Matthew BSc MH, Dubes Timor Leste HE Roberto Sarmento D’ Oliviera Suares, Dr Sihar Tambun SE MSi Ak, Ketua Pelaksana Wisuda Dr Wagiman SFil SH MH dan guru-guru besar serta dosen-dosen UTA 45 Jakarta.

Rudyono Darsono mengatakan sistem pendidikan kita saat ini jelas kurang menguntungkan kalau tidak mau dikatakan bobrok. Namun dia berharap alumni UTA 45 Jakarta harus bisa tetap tampil beda, menjadi generasi milenial yang dapat mengambil peran penting dalam Indonesia Emas tahun 2045. 

“Sadar atau tidak bahwa saat ini sistem pendidikan kita telah dirusak demokrasi. Namun alumni-alumni UTA 45 saya harapkan jangan mau dibelenggu oleh sistem yang rusak tersebut,” ujarnya. 

Sesuai tema wisuda UTA 45 2025 berbunyi Unggul, Berkarakter dan Berintegritas maka wisudawan/ti UTA 45 Jakarta dituntut siap bersaing dengan segala kemampuan, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, nasionalisme, patriotisme, kejujuran dan profesionalitas guna mencapai tujuannya. 

Sistem pendidikan yang baik berfokus pada pengembangan potensi secara menyeluruh (holistik) melalui pembelajaran yang dipersonalisasi, lingkungan yang aman dan mendukung, serta relevan dengan kebutuhan masa depan. Sistem ini menciptakan pemerataan akses, mutu tinggi, efisiensi, dan relevansi dengan tuntutan zaman, seperti melalui peningkatan profesionalitas pengajar dan pemanfaatan teknologi. 

Berkat gembelangan pengajar yang handal itu pula, Alfina Nabila meraih mahasiswa terbaik UTA 45 dengan IP 3,98. 

UTA 45 Jakarta yang berdiri sejak tahun 1952  terus menerus mengupayakan hal itu dengan meningkatkan kompetensi pengajar melalui pelatihan dan sertifikasi serta  memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengurangi kesenjangan akses pendidikan. 

Mewisuda 247 sarjana berbagai fakultas dan jurusan, magister dan doktor, UTA 45 yang tercatat sebagai universitas tertua ketiga di Indonesia mengingatkan wisudawan/tinya bahwa wisuda tersebut bukan akhir. Melainkan titik awal perjalanan karier ke depan. 

Menurut Rektor UTA 45 Jakarta Prof apt Diana Laila R MFarm PhD, wisudawan/ti UTA 45 Jakarta dituntut pula membawa dan menjaga nama baik UTA 45 dalam memasuki Indonesia Emas 2045. 

“Dituntut terus belajar dan beradaptasi. “Uang kuliah yang dikeluarkan orangtua selama ini sifatnya DP dari mereka untuk beli tiket maju, yang nantinya akan dikembalikan lagi kepada orangtua. Kalau sulit meraih sukses tidak ada kata-kata menyerah, hanya lelah saja dan beristirahat sejenak guna beranjak maju lagi,” kata Diana Laila mengingatkan. 

Sang Rektor berharap dan menginginkan almamater hanya mendengar berita baik-baik saja dari alumninya. “Jadikan wisuda ini awal yang indah. Terutama mengingat pencapaiannya yang tidak mudah. Kalau sampai hari ini tidak selesai dan putus kuliah, tentu bukan sesuatu hal yang bisa dilewatkan hanya dengan tangis. Raihlah masa depan dengan terus belajar dan belajar,” ujar Diana. 

Dalam kesempatan itu, Rudyono Darsono dan Diana Laila R mewisuda tersendiri Dr Muhammad Ikhwan (almarhum) dengan diwakili istrinya Hj Siti Hasanah. Siti memuji UTA 45 yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Dia berjanji bakal mendaftarkan di UTA 45 sebagai mahasiswa S2. 

Ketua Yayasan UTA 45 Jakarta Bambang Sulistomo MSi menambahkan, untuk menyelesaikan perkuliahan boleh jadi ada yang terpaksa pinjam pinjaman online (pinjol). Hal-hal semacam bisa terjadi karena tri dharma perguruan tinggi kita tertinggal sedemikian jauh. “Banyak generasi muda yang tidak bisa kuliah karena tiada biaya,” ungkapnya.

Dia mengkritik kata-kata yang menyebutkan rakyat Indonesia kini berdaulat. “Di mananya berdaulat. Apa ditanggapi keluhan dan kritik rakyat mahalnya biaya pendidikan. Mana pengabdiannya kepada negara Indonesia, mana nasionalisme dan patriotismenya sebagai anak bangsa. Sekarang ini koruptor di mana-mana. Saya sangat tidak menginginkan alumni UTA 45 Jakarta menjadi koruptor,” tegasnya. (Pas)

Share it:

Pendidikan

Post A Comment:

0 comments: