Jelang Pemilu, Politik Transaksional Mulai Menggejala di Kabupaten OKU

Share it:
Baturaja,(MediaTOR).-Pelaksanaan pemilihan wakil rakyat dan presiden yang ketiga kali di era reformasi, ternyata membuat rakyat semakin cerdas . Tragisnya, kini rakyat tidak lagi memandang pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) sebagai pesta demokrasi yang murni. Masyarakat ternyata memandang momentum tersebut sebagai kesempatan mengais rejeki. Politik transaksional kini merebak di setiap pelosok negeri ini.
     Politik transaksional (politik uang)  nampaknya mulai menggejala. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Odan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Indikasi ini terlihat dari sibuknya sejumlah warga yang demam "nyaleg".
   "Nyalek kemano kito hari ini?" ujar ibu dua anak bertanya kepada temannya.
    Percakapan yang sempat terekam tersebut, cukup menarik. Selidik punya selidik rupanya yang dimaksud "Nyaleg" adalah warga berburu uang dari caleg (calon anggota legislatif).
   Salah seorang warga Pasar Baru tanpa malu malu mengatakan dirinya minta dihubungkan dengan salah seorang caleg.
    "Katonyo kau tim sukses, kalu ado duitnyo?" kata ibu rumah tangga ini seraya menambahkan sekarang sudah menjadi rahasia umum banyak yang berburu uang dari caleg.
    Gejala yang terjadi di masyarakat ini diakui sejumlah caleg yang enggan disebut namanya. Ia mengaku rumahnya hampir dipastikan tidak pernah sepi.
    Warga berbondong-bondong datang ujung ujungnya minta pasti duit.
     Semua yang datang mengaku siap memberikan suaranya untuk caleg yang didatangi, namun kenyataannya warga bersangkutan juga datang ke caleg lainnya dengan modus yang sama.
     Caleg lainnya juga mengaku prihatin dengan kondisi masyarakat saat ini yang lagi demam nyaleg, istilah di masyarakat.
   "Waktu ada acara maulid nabi saya memang bagikan mukena 500 stel, karena banyak yang datang banyak yang tidak kebagian lalu saya kasih uang transport saja," terang salah seorang caleg.
   Namun caleg tersebut dibuat heran oleh omelan salah seorang yang mendapat bingkisan mukena. Ia ngomel "enak dapat amplop saja".
    Padahal menurut caleg yang kebetulan masih duduk di bangku dewan ini harga mukena lebih mahal.(SC/H.Erekson)
Share it:

Daerah

Post A Comment:

0 comments: