DLH KOTA BOGOR AJAK WARGA REDUKSI SAMPAH

Share it:


Bogor,(MediaTOR Online) - Kepala Dinas Lingkuhngan Hidup (DLH)  Kota Bogor Denny Wismanto, mengajak warga masyarakat Kota Bogor,  untuk memanfaatkan sampah yang dibuang dengan cara mereduksi sampah yang diproduksi setiap hari  agar bisa lebih  bermanfaat. Salah satunya dengan pembudidayaan magot. “Kita bukan semata mata membudidayakan magot, tetapi  kita mengajak kepada warga masyarakat,  untuk mereduksi  sampah ini dengan baik, agar lebih bermanfaat” katanya.


 


 


“Tujuan dari reduksi ini, tentunya  selain bisa lebih bermanfaat khususnya bagi masyarakat sendiri, juga bisa mengurangi beban sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Untuk itu,  kami mengajak kepada seluruh warga Kota Bogor untuk memanfaatkan potensi sampah ini dengan mereduksi sampah, mejadi berbagai produksi baik menjadi pupuk, menjadi gas alam, menjadi pupuk cair serta membudidayakan magot”.kata  Denny, Kepala Dinas yang baru lima bulan memimpin DLH.


 


Sebagai percontohan, kata Denny, setiap hari para karyawan DLH wjib membawa sampah dari sumah masing masing. Sampah sampah itu kita pilah ada yang jadi makanan magot. ada yang untuk bio gas, ada yang jadi pupuk. Harapannya kegiatan ini akan menjadi kebiasaan masyarakat sehari hari. Sehingga  sudah dapat dipastikan jika konsep ini sudah berjalan, beban produksi sampah masyarakat yang jumlahnya sekitar 600 ton perhari, akan berkurang dan tenatunya, ini akan membantu kami dalam penanganan kebersihan di Kota Bogor “ kata dia.


 


“Meredeuksi sampah ini, adalah kegiatan yang benar benar sangat bermanfaat, dimana awalnya sampah dibuang begitu saja, Padahal, jika masyarakat sudah terbiasa mereduksi  sampah,  tentunya akan bisa menambah pendapatan mereka, Misalnya, pembudidayaan magot. Harganya empat  ribu rupiah per kilogramnya. Jika bisa mengasilkan banyak, tentunya akan banyak pula mengasilkan uang”urai Denny.


 


Yang lebih hebat lagi, terang Denny,  Larva magot ini harganya sangat mahal perkilonya empat ratus ribu rupiah, kalau perbulan bisa mengahsilkan sepuluh kilo saja,  kita sudah mendapat penghasilan sebesar empat juta rupiah, itu  dari sisa sampah yang kita buang loh” ujarnya.


 


“Dahulu, sampah itu paling hanya dijadikan pupuk saja, tetapi saat ini, sampah bisa diolah menjadi beberapa produksi diantaranya, pembudayaan magot, untuk pakan ikan dan burung, kemudian sampah organik bisa diolah menjadi bio gas atau gas alam untuk kebutuhan  rumah tangga, serta kompos cair, sebagai pengganrti pupuk kompos. Semuanya berasal dari sampah yang biasa kita buang sehari hari. Rencananya  konsep ini akan dikebangkan di TPS3R di Kota Bogor berskala lingkungan”   pungkas Denny (Pa. Cik)

Share it:

Bodetabek

Post A Comment:

0 comments: