SMPN 3 Cikarang Timur Kurang Terawat, Dana Bos Pusat Layak Dipertanyakan

Share it:

Bekasi,(MediaTOR Online) - Penampilan luar dalam sekolah patut dipertanyakan masyarakat bila kurang terawat dan Kepala Sekolahnya jarang masuk dengan alasan covid  19. Terlebih bila sekolah itu milik negara yang dana atau anggaran perawatannya dibiayai negara lewat Dana Bos Pusat yang diterima setiap tahun.

         SMPN 3 Cikarang Timur

Hal itulah yang terjadi di SMPN 3 Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi  yang dipimpin Kuwatno selaku Kepsek. Ini bisa terjadi akibat sang Kepsek jarang masuk sehingga lingkungan sekolah kotor, sarana pencegahan wabah covid 19 pun kurang berupa alat cuci tangan dan lainnya dalam menyambut KBM tatap muka  nanti.

Bapak jarang masuk, ujar staf di sekolah itu, kecuali udah janji katanya. Sementara staf sekolah dan sekuriti rajin masuk. Ketika berkunjung ke sekolah itu dicoba untuk bisa bertemu melalui saudaranya, Kasmiyanto tetap tidak berhasil. Sementara via staf sekolah itu satu pun tak bersedia membantu agar bisa  bertemu. Kondisi sekolah dengan kasat mata terlihat sangat kurang terawat, padahal porsi bantuan Bos Pusat cukup besar per tahun diterima sekolah ini.

Dengan jumlah murid 760 siswa tentu lumayan besaran Bos Pusat yang diterima terlebih tahun ini ada peningkatan, sehingga per siswa diterima Rp 1.100.000 per siwa. Bila dikali dengan 760 jumlah siswa, sudah masuk tipe besar penerima dana Bos.

Melihat kondisi menyeluruh, sekolah ini layak diaudit ulang penggunaan dana Bos Pusat tersebut agar diketahui kemana saja aliran dananya.  Kuwatno tidak transparan dan kurang kapabel, sehingga patut diduga adanya penyimpangan penggunaan dana Bos Pusat tersebut. Mantan Kepala SMPN Cikarang Pusat ini memang sewaktu tugas Kepsek di Cikarang Pusat juga jarang masuk, namun pihak Dinas masih butuh dia untuk memimpin sekolah walau ada yang lebih profesional dan kapabel demi nusa dan bangsa ini. (Purba...)

Share it:

Post A Comment:

0 comments: