Kepsek Berparas Cantik Tak Ada Kepedulian

Share it:
Bogor,(MediaTOR Online) - Dampak pemecatan 11 siswa SMAN 6 kota Bogor, akibat tawuran  memunculkan sejumlah tudingan yang dialamatkan pada Kepsek.
   "Meski, kepsek berparas cantik, tak menjamin hatinya punya toleransi yang kuat. Terbukti 11 siswa di pecat semena mena," kata salah satu orang tua Budi Mudrika pada MediaTOR belum lama ini.
    Budi Mudrika mengaku putranya  terlibat tawuran diwilayah Jalan Daarul Quran, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor sekitar pukul 01.00 WIB beberapa waktu lalu.
    “Ke 11 siswa tersebut terlibat tawuran dengan SMK Taruna Andiga pada jumat malam tanggal 23 nopember 2018 di dekat RSUD Kota Bogor, tepatnya di jembatan arah ke Loji dan mengakibatkan salah satu siswa SMA Negeri 6 berinisial FH mengalami luka karena terjatuh,” ungkapnya.
    Para orang tua yang terlibat panggil oleh pihak sekolah. Setibanya di sekolah, sudah ada pihak kepolisian sekitar dan sekitar pukul 10.00 WIB, para siswa yang terlibat dipanggil dan di bawa ke Polresta Bogor Kota dengan menggunakan mobil operasional sekolah.
    “Minggu berikutnya, para orang tua siwa dipanggil kembali satu per satu secara terpisah dan diberikan dua pilihan yaitu menandatangani surat pengunduran diri, atau dikeluarkan secara tidak terhormat oleh pihak sekolah. Setelah menandatangani surat itu, kami mencari sekolah lain, ternyata regulasi saat ini sekolah tidak bisa menerima siswa di tengah semester. Ahirnya anak-anak kami terlunta lunta dan putus sekolah,” tuturnya.
    Menurutnya, dengan tidak putus asa para orang tua siswa tersebut kembali mendatangi Kepala Sekolah SMA Negeri 6 dan meminta pertimbangkan keputusan tersebut agar anak-anaknya bisa tetap sekolah seperti biasa, namun pihak sekolah tetap pada keputusanya.
   “Akhinya kami berkonaultasi dengan KPAI Kota Bogor guna mendapatkan hak-hak dasar anak untuk mendapatkan pendidikan. KPAI pun menyampaikan ke pihak sekolah, namun lagi-lagi mendapat jawaban yang sama,” ujarnya.
     Tak hanya sampai disitu, masih kata Budi, KPAI pun menyampaikanya ke Dinas Pendidikan Provinsi melalui Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) wilayah II Provinsi Jawa Barat, dan di agendakan untuk tri party. “Lagi-lagi, ada apa dengan KCD yang menerima keputusan dari Kepsek?. Hingga akhirnya sampai saat ini 11 siswa itu terkatung-katung dan belum mendapatkan sekolah, padahal KCD berjanji akan memfasilitasi dan menempatkan anak-anak tersebut,” sambungnya.       
    Tidak puas atas kinerja KPAI Kota Bogor dan KCD Wilayah II Provinsi , Ia pun mengadukan hal itu kepada Direktur Eksekutif Jaringan Informasi dan Advokasi Masyarakat guna meminta pendampingan dalam mendapatkan hak-hak anaknya. Serta meminta kepada pihak sekolah untuk mengusut penyebab terjadinya tawuran yang diduga ada oknum provokator didalamnya.
   “Jadi didalam tawuran itu, diduga anak-anak terprovokasi oleh oknum tertentu. Karena menurut penuturan anak-anak itu, saat tawuran itu ada wasit dan yang merekam juga menyebar luaskan kejadian itu. Saya harap kepada pihak terkait agar mengusut siapa yang diduga menjadi dalang dibalik tawuran tersebut dan,” harapnya.
     Selain itu, Ia juga sangat menyayangkan pihak sekolah yang langsung mengambil keputusan untuk mengeluarkan siswanya tanpa proses memberikan pembinaan terlebih dahulu.
    “Alangkah baiknya, setelah peristiwa itu, pihak sekolah terlebih dahulu memberikan surat peringatan sambil pembinaan kepada siswanya untuk kearah yang lebih baik, agar hal itu tidak terulang lagi, bukan lantas membinasakannya begitu saja,” pungkasnya. (Nasir)

Share it:

Pendidikan

Post A Comment:

0 comments: