Wacana Sekolah Tatap Muka di Kota Bogor Selagi Masa Pandemi Timbulkan Pro Kontra

Share it:
Bogor,(MediaTOR Online)– Masih simpang siurnya kebijakan sekolah tatap muka di masa pandemi covid-19 membuat proses belajar mengajar di sejumlah sekolah di Kota Bogor, masih melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring. Umumnya kebijakan ini masih dijalankan, pihak sekolah karena tidak mau ambil resiko demi kesehatan peserta didiknya.

Menurut Kepala Yayasan YZA, Ratu Zella Nurdiani, kegiatan belajar mengajar dengan format tatap muka pihaknya masih menunggu keputusan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.


“Hasil dari diskusi dengan orang tua siswa, tidak semua orang tua setuju kalo diterapkan belajar tatap muka. Mereka bakal tidak kasih ijin anaknya untuk itu,” kata Ratu kepada cibinongnews.com (CnC), Senin (4/1/2021).

Orangtua, lanjut Ratu, masih mencemaskan jika putra-putrinya belajar dengan format tatap muka. Alasan para orangtua tentunya dikaitkan dengan masih belum turunnya angka kasus harian covid-19 di Kota Bogor.

“Saya paham kecemasan mereka. Mereka cemas jika anak-anaknya terpapar wabah ini. Umumnya mereka menunggu pelaksanaan vaksinasi covid 19, baru setelah itu mungkin orang tua tidak keberatan belajar tatap muka dilaksanakan,” terangnya.


Ia juga mencemaskan jika nanti timbul klaster baru covid-19 di bidang pendidikan jika tetap pelaksanaan belajar tatap muka keukeuh diterapkan di Kota Bogor.

Hal ini diamini salah satu orangtua siswa. Umi (35), tidak akan mengijinkan anaknya untuk sekolah tatap muka dalam semester genap ini. “Mendingan tunggu vaksinnya dulu aja, baru sekolah biasa lagi, nanti kalau kena korona gara-gara sekolah gimana,” cemasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fachrudin menuturkan, hingga saat ini proses belajar mengajar pada semester genap 2021 masih tetap memakai pola PJJ. Menurutnya belum ada keputusan final dari pemerintah pusat maupun Pemkot Bogor terkait pola belajar di masa pandemi.


“Kami masih berlakukan pembelajaran melalui daring. Masih dibahas kelanjutannya sebelum saya laporkan ke walikota,” tutupnya.

Terkait semester genap tahun ajaran 2020-2021 segera dimulai, pemerintah pusat pun mempersilakan daerah memutuskan ada atau tidaknya sekolah tatap muka pada awal Januari 2021 dengan berbagai persyaratan terkait situasi pandemi covid-19 saat ini.

Namun, makin tingginya kasus covid-19 di berbagai daerah terutama pulau Jawa, membuat sejumlah daerah membatalkan rencana sekolah tatap muka.


Menanggapi polemik hal ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sempat mengadakan survei kepada siswa terkait proses pembelajaran di tengah pandemi. Dari laman Kompas.tv, hasil survey tersebut menyebutkan sebanyak 78% lebih menginginkan proses pembelajaran tatap muka.

Alasannya, karena para siswa sudah mengalami kesulitan menyerap beberapa materi pelajaran jika diberikan secara daring. Lea/Redaksi







Share it:

Pendidikan

Post A Comment:

0 comments: