Kinerja Hartono Buruk, Dana Bos SMPN 5 Cikarang Barat Patut Diaudit Ulang APH

Share it:

Bekasi,(MediaTOR Online) - Melihat kondisi sekolah yang jorok dan amburadul tentu patut menjadi perhatian masyarakat, hususnya para pemerhati pendidikan. Bila suatu sekolah kotor dan jorok, sarana nya pada rusak, halaman tidak bersih, poitel pada rusak, patut kita pertanyakan bagaimana tanggung jawab kepala sekolah selaku top menejer yang bertanggung jawab penuh atas keberadaan sekolah binaannya.

Apalagi bila sangat kepala sekolah itu jarang masuk dan jarang memberi arahan kepada anak buah sesuai peran masing masing, tentu turut memperparah kondisi sekolah secara menyeluruh. Gubernur Jawa Barat,KDM telah mengintruksikan agar para kepala sekolah dengan serius bekerja sesuai Tupoksinya.

       Saat murid baris  lingkungan kotor

Bau tengik dan buram

Sekolah yang jorok dan amburadul itu akan kita temukan di SMPN 5 Cikarang Barat. Sekolah yang dipimpin Hartono ini sejak dia tugas di situ tergambar tidak ada keseriusannya menata sekolah ke arah yang lebih baik demi mutu. Kondisi bangunan banyak yang rusak, keadaan toilet memprihatinkan ditambah dengan bau busuk dan tengik, halaman yang dihiasi sampah, serta bak sampah seadanya yang telah usang. 
Ditambah lingkungan sekolah yang gersang turut mewarnai penderitaan anak didik di situ. Hartono sejak di situ tidak berbuat yang terbaik. Tampaknya dia perlu berguru ke SMPN 4 Tambun Setalan, agar di bimtek di situ bagaimana cara merawat dan meningkatkan mutu sekolah.

          Sarana ember yang bau busuk
           Lomba jorok pasti menang

Bukan salah bunda mengandung, bila kehadiran Hartono di situ semakin melengkapi penderitaan anak didik. Disdik patut dipertanyakan apa saja keunggulan sang Kepsek hingga dia bisa menempati sekolah SMPN 5 Cikarang Barat yang jumlah murid lebih 1000 siswa. Penerimaan siswa tampaknya ada kesan dipaksakan jumlah rombel serta sarana lainnya. Dalam waktu dekat pihak LSM akan melaporkan Hartono demi sinergitas penggunaan dana BOS Pusat agar berdaya guna dan berhasil guna. Patut diduga banyak penyimpangan, ujar Gudman Sitanggang berkat adanya info  bahwa Hartono memakai istilah uang tutupulut ke internal sekolah agar penggunaan dana BOS tidak diributkan. Konon sangat besar uang tutup mulut dikeluarkan sang kepsek. Tampaknya Disdik dan inspektorat layak mendalami ini juga, kata Gudman Sitanggang. Sebab ketika mau dikonfirmasi pun Hartono tak menggubris, konon dia orang kuat, kita juga perlu tahu di mana kekuatannya, hingga kondisi sekolah itu kian parah. 

A. Purba/GS/Red
Share it:

Pendidikan

Post A Comment:

0 comments: