Tambah 264 Tempat Tidur di RSUD Kota Bogor, Bima Arya: Namanya Boleh Kelas 3, Tapi Kualitas Harus VVIP

Share it:




Bogor,(MediaTOR Online) - Wali Kota Bogor Bima Arya meresmikan gedung baru blok 3 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Kamis (30/1/2020). Gedung yang menghabiskan anggaran Rp 89 miliar tersebut menyediakan tambahan 264 tempat tidur kelas 3. Namun, Bima Arya menitip pesan kepada jajaran RSUD untuk memberikan kualitas layanan seperti VVIP untuk semua warga.

Tampak hadir dalam peresmian tersebut, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Achmad Ru’yat dan jajarannya, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim, Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, perwakilan Muspida, Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir dan stakeholder kesehatan lainnya.

“Kami bersyukur karena akhirnya anggaran senilai sekitar Rp 89 miliar, (terdiri) Rp 31 miliar dari Provinsi sisanya dari APBD Kota Bogor berhasil diserap dan dituntaskan dengan segala dinamikanya. Tentu semua jadi pembelajaran bagi kita semua. Proses lelang yang harus dipercepat itu menjadi agenda utama kita ke depannya,” ungkap Bima Arya.

Bima juga mengapresiasi kepada seluruh pihak yang telah mengawal proyek ini dari nol sampai tuntas secara fisik. “Terimakasih DPRD Provinsi Jabar dan Muspida Kota Bogor yang telah mengawal terus dan memastikan dengan beberapa kali sidak juga. Itu sangat berarti untuk akselerasi. 198 hari, Rp 89 miliar, sudah tiga kali dirut dan dikawal oleh seluruh Forkopimda. Jadi, saya kira ini satu apresiasi bagi semua karena tidak mungkin jika kita tidak bersama-sama ‘keroyokan’ mengawal pekerjaan yang demikian singkat,” jelasnya.

Bima Arya pun menitipkan pesan kepada direksi dan karyawan RSUD Kota Bogor. Ada dua poin yang ditekankan oleh Bima Arya, mulai dari kualitas pelayanan hingga manajemen yang profesional.

“Yang paling berbahaya di rumah sakit itu kalau sudah hilang sense of emergency. Apa itu? Ya sudah business as usual, tidak peka terhadap kondisi warga yang membutuhkan. Jangan sampai ada warga yang meninggal di kursi tunggu, jangan sampai warga sakaratul maut di dalam mobil tanpa dilayani dengan baik, jangan sampai ada warga yang merasa betul-betul menjadi warga kelas 3 atau bahkan kelas 7,” pesan Bima Arya kepada Dirut RSUD.

“Namanya boleh kelas 3, tapi kualitas layanan harus VVIP untuk seluruh warga. Bukan hanya someah, bukan hanya senyumnya. Tetapi secara keseluruhan, mulai dari masuk portal, seluruh staf di RSUD ini harus sudah mulai menjalani protapnya seperti apa. Begitu ada pasien gawat darurat berlakulah langsung protap emergency secara maksimal. Semuanya harus siaga 1. Melihat orang koma atau sakaratul maut mungkin bagi rumah sakit itu biasa. Orang emergency malah disuru urus ini itu dulu, dicatat dulu, ditanya mana keluarganya, tidak bisa seperti itu. Harus dilayani dengan maksimal dengan protap darurat emergency,” bebernya.

Pesan selanjutnya, kata Bima, terkait manajemen yang profesional dan amanah secara keuangan. “Saya percaya Pak Dirut punya niat yang baik. Kelola itu seluruh keuangan dengan baik. Jangan ada klaim klaim palsu karena ini urusannya bukan hanya duniawi, ini urusan ukhrowi juga. Pastikan seluruh staf di RSUD amanah. Jangan ada pemain di sini, sehari-hari urusannya dengan nyawa orang. Makanya proses rotasi dan mutasi di RSUD ini atensi khusus dari saya, pak wakil dan pak sekda. Orang-orang yang betul-betul berhati bersih dan berniat ibadah,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir mengatakan siap menjalankan arahan Wali Kota Bogor untuk meningkatkan kualitas layanan dan profesionalitas manajemen.

“Insya Allah kita akan terus ‘berlari’ dalam pelayanan, terutama untuk menjadikan RSUD ini sebagai sentral emergency. Nanti akan dibuat sistem emergency yang canggih, kemudian melalui proses triase mulai dari pintu masuk sampai ke dalam. Triase itu artinya membagi kegawatan pasien dengan green, yellow, red. Ini merupakan saat-saat yang vital bagi keselamatan pasien jadi harus diutamakan,” ujar Ilham.

Untuk pengawasan, lanjut Ilham, RSUD Kota Bogor sudah memiliki tim kendali mutu dan kendali biaya. “Dengan arahan Pak Wali, Visi kita menjadi rumah sakit idaman keluarga. Idaman itu Inovatif, Damai, Aman, Manfaat dan Nyaman (Idaman),” pungkasnya. (Nasir)
Share it:

Bodetabek

Post A Comment:

0 comments: