Jakarta, (MediaTOR Online) - Taraf hidup sebagian masyarakat saat ini terpuruk dengan negara sulit menjadi kuat pula. Pasalnya, tindak kejahatan korupsi semakin menggila dan terus menggerogoti keuangan negara.
Ketua Kamar Tata Usaha Negara (TUN) Mahkamah Agung, Prof Dr Supandi SH MHum melontarkan hal itu dalam seminar nasional di Jakarta, Jumat (4/8/2023).
Kondisi ini diperburuk tidak sebanding dengan hasil pengembalian kerugian negara dalam penegakan hukum di negeri kita yang dinilai masih belum solid bersinergi merampas aset para terpidana korupsi itu." kata Supandi yang juga sebagai Guru Besar Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Pembicara kedua dari kampus Universitas Indonesia (UI), Dr Yenti Garnasih SH MH menyoroti ketimpangan penanganan perkara korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Dia mengaku prihatin melihat semakin hari gaya penegakan hukum di negeri ini yang terkesan bertele-tel.
Penanganan kasus korupsi sepertinya dicicil, setelah itu lalu nantinya menggarap perkara TPPU-nya sehingga seringkali aset yang dirampas yang sudah inkrah secara hukum itu melampaui jumlah atau sebaliknya tidak sebanding dengan kerugian negara yang ditimbulkan.
"Mumpung di sini ada para senior, saya berharap agar MA diberikan arahan yang tegas agar para insan hakimnya di berbagai Pengadilan Tipikor memegang teguh bahwa hanya kajian yang dinilai oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sajalah yang menjadi parameter kerugian negara. Bukan kajian dari pihak penyidik atau pihak jaksa penuntut." kata Yenti Garnasih.
"Saya berharap Forwama teruslah melakukan inovasi yang lebih berani, agar seminar hukum seperti ini berjalan terus di hampir semua kota besar lainnya." ungkap Andi Samsan.
Andi Samsan berharap, sejatinya Forwama terus membuka pintu bagi insan jurnalis yang mau menuju perubahan besar, agar disegani oleh lawan dan kawan. Karena kualitas dan kadar profesional seorang wartawan di lapangan sangat menentukan jati diri wartawan itu sendiri.
"Berita dari wartawan sekecil apapun, jangan dikucilkan dan dipandang dengan sebelah mata. Karena sepanjang faktanya otentik dan mendukung, maka harusnya dikaji serius," kata Andi Samsan. Bahkan mantan hakim agung ini pun berharap generasi muda ke depan lebih memiliki moral petarung yang sejati.
"Jangan berlaku cemen, yang hanya mau serba instan tanpa berjuang keras dan berpikiran positif. Setiap insan jurnalis bakal sukses sepanjang memiliki tekad dan kemauan keras," katanya.
Dalam seminar tersebut hadir Prof Dr Bagir Manan SH MH, mantan Ketua Mahkamah Agung yang juga mantan Ketua Dewan Pers, mantan Ketua MA Prof Dr Hatta Ali SH MH.
Dari kalangan advokat/praktisi hukum hadir Hartono Tanuwidjaja SH MH MSi, Prof Dr OC Kaligis SH MH, Erman Umar SH MH, yang kini menjabat Presedium Kongres Advokat Indonesia (KAI) dan Jhon Panggabean SH MH Wakil Ketum SAI Peradi.***
Post A Comment:
0 comments: